Senin, 30 Maret 2020. Hari dimana pertama kalinya aku menjadi seorang telemarketing. Hahaha. Sampai sekarang aku tidak menyangka bisa berada di posisi itu. Public speaking ku tidak sempurna, kalau kata Gitasav “I can write, but I can’t say out loud”. Tapi aku banyak belajar dan berlatih semenjak di InfraDigital Nusantara (IDN).
Menjadi telemarketing tidak semudah yang dibayangkan. Kita harus berbicara tanpa melihat ekspresi lawan bicara, jadi harus bisa menerka-nerka perasaan hanya dengan nada bicara. Kalau dibilang gugup saat telepon customer, sudah pasti setiap hari dirasakan, karena kita tidak tahu pada saat ditelepon nanti, akan direspon seperti apa.
Di awal aku telepon customer, senang sekali karena mendapat respon yang baik, namun karena nada suara ku tidak beraturan saat itu, akibat saking gugupnya, mungkin sekolah berfikir “apaan sih ini bocah cilik nawarin produk gak jelas”, dan sepertinya itu menjadi salah satu faktor beliau tidak mau gabung. Hahaha. Dari situ aku belajar cara merespon orang dengan baik apapun respon mereka dan berlatih berbicara di depan kaca. Kalau kata orang-orang semakin banyak jam terbang pasti akan terbiasa. Akhirnya aku sudah terbiasa. Alhamdulillah, beberapa sekolah sudah bergabung dan percaya dengan perkataan-perkataan yang aku jelaskan hanya via telepon.
Kalau ditanya, “kok bisa sekolah gabung dengan presentasi by phone aja?”. Sejujurnya aku pun masih berfikir ‘why’ nya itu. Kalau aku bilang berkat doa orang tua dan juga perkataan baik ku setiap harinya mungkin di bilang “APAAN SIH”. Tapi itu memang salah satunya sih. Kalau salah duanya aku adalah pendengar yang baik, ceilah. Bener sih memang harus menjadi pendengar yang baik untuk customer, jadi kalau sedang menjelaskan tapi customer diam saja, maka beri penjelasan dari presentasi itu sedikit, lalu tanya “apa ada yang ingin ditanyakan?”. Dari situ nanti kita akan tau apa yang costumer mau dan butuhkan. Lalu, berbicaralah dengan lembut dan kata kak Annisa kalau sedang telepon harus tersenyum.
Jadi, gak harus punya public speaking yang sempurna dahulu untuk bisa menjadi telemarketing atau marketing. Kalau di dalam diri punya kemauan untuk perubahan yang lebih baik dan belajar pasti kita akan bisa. Gak selamanya harus belajar terus sih, kalau kata kak Annisa harus bisa berkontribusi di perusahaan juga.
"....... Kalau salah duanya aku adalah pendengar yang baik, ceilah. Bener sih memang harus menjadi pendengar yang baik untuk customer, jadi kalau sedang menjelaskan tapi customer diam saja, maka beri penjelasan dari presentasi itu sedikit, lalu tanya 'apa ada yang ingin ditanyakan?'"
By : Mega