Pertama kali kunjungan ke sekolah aku merasa sangat tidak percaya diri, karena ya memang tidak ada pengalaman untuk menawarkan dan berbicara langsung dengan kepala sekolah atau yayasan. Terlebih di bidang digital yang bagiku adalah daftar riwayat pekerjaan baru. Namun perlahan aku mulai belajar cara menyampaikan dengan baik hingga akhirnya aku mulai berani. Bahkan sempat beberapa kali memberikan masukan kepada rekan satu tim yang baru bergabung di InfraDigital Nusantara (IDN). Tidak hanya itu, tim lain yang memang lebih dulu di IDN pun juga sering  memberikan masukan kepada kami yang dapat membangkitkan semangat kembali.

Aku sempat merasakan kunjungan ke beberapa wilayah di Jabodetabek. Pernah satu ketika saat kunjungan ke sekolah di Bogor, aku dan partnerku belum sempat menawarkan apa-apa dan bahkan tanpa dipersilahkan masuk, sudah ditolak mentah-mentah. Sedih, kesal, kecewa menjadi satu. Namun saya yakin itu adalah bagian dari proses perjuangan orang lapangan, dalam hati, saya berusaha menguatkan “mungkin hari ini sedang diuji kekuatanmu”. Hal-hal teknis pun juga sering menjadi kendala bagi kami seperti kendaraan yang mogok, cuaca yang tidak menentu, mood yang sedang kurang baik. Tapi aku belajar bahwa hal tersebut harus bisa kita kendalikan bukan malah dijadikan alasan.

Tidak jarang juga ketika kunjungan, kami mendapat respon yang sangat baik mulai dari pihak keamanan sekolah hingga kepala sekolahnya sendiri, sampai ada beberapa lembaga yang memberikan suguhan yang cukup “wah” bagi kami sebagai tamu tidak dikenal yang tidak membuat janji terlebih dahulu.

Sampai pada saat perusahaan ini mulai ekspansi ke beberapa wilayah di pulau Jawa, dan aku dipindah tugaskan ke Jawa Timur menjadi bagian dari tim Regional Jatim. Aku dan partnerku mencoba menawarkan ke lembaga-lembaga yang ada di Jawa Timur ini, khususnya yang pertama di wilayah Kota Malang.

Singkat cerita setelah kami mengadakan event bersama Kementerian Agama Jawa Timur, kami memiliki janji untuk presentasi ke salah satu pondok pesantren di Sumenep, Madura pada tanggal 10 Maret. Ketika kami sedang presentasi, aku mendapat informasi bahwa lembaga di Jember, juga ingin diagendakan presentasi untuk yang kedua kalinya. Tepat lusanya tanggal 12 Maret, sedangkan di tanggal 11 Maret kami sudah ada janji juga dengan salah satu sekolah di pulau Madura. Waaw!!! Kondisi yang sangat rumit terkait waktu dan jarak yang sangat jauh. Kiranya cukup untuk perjalanan setengah pulau Jawa, karena letak kedua lembaga ini berbeda pulau. Satu di ujung Madura satunya lagi di hampir ujung timur pulau Jawa, serta persiapan fisik maupun akomodasi kami yang agak kurang dan perizinan dengan manajemen kantor. Setelah berdiskusi cukup panjang, akhirnya kami memutuskan untuk memenuhi janji agar dapat presentasi mengingat jadwal yang cukup sulit ditentukan, dalam hati berkata “biasanya yang dadakan dapat berhasil”.

11 Maret tiba, kami segera mengunjungi sekolah kedua, yaitu MTsN 3 Pamekasan. Kebetulan memang sejalan dengan arah pulang. Namun dikarenakan kondisi jalan yang tidak kami ketahui dan hanya mengandalkan google maps, ternyata kami melewati jalan yang  salah, melewati bukit-bukit dan jalan rusak sehingga memakan waktu lebih lama. Dan ketika sampai di sekolah ternyata kami telat, kepala sekolah sudah terlanjur pergi karena ada urusan lain. Akhirnya kami bertemu dengan wakil dan beberapa staf TU yang ada. Tapi Alhamdulillah saat kami hendak pulang, disaat yang bersamaan pula kepala sekolah sudah kembali sehingga kami masih sempat bertemu dengan beliau langsung.

Karena kami tahu harus kejar-kejaran waktu agar sampai di Jember tidak terlalu malam, segera ketika selesai urusan kami pamit pulang. Namun kami menyempatkan untuk makan siang, mengingat ini akan menjadi perjalanan panjang yang kiranya hampir sama seperti dari Surabaya ke Semarang. Taraaaa tibalah kami di Jember kurang lebih saat tengah malam, kami segera istirahat karena besok harus presentasi di pagi hari dan kembali ke Malang yang lumayan jauh jaraknya. Presentasi kedua ini cukup membuat kami bersedih hati, karena mendapat respon negatif dari pihak yayasan dan kesiapan mereka yang kurang baik. Padahal mereka yang membuat janji dengan kami. Tapi apalah daya kami hanya bisa berusaha sebaik mungkin dengan kemampuan yang ada.

Sungguh perjalanan yang panjang, namun dibalik semua perjalanan ini pasti ada hikmah yang bisa diambil dan dijadikan pelajaran, khususnya untuk aku pribadi. Tentunya masih banyak cerita lain yang tidak kalah serunya. Dari aku yang selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada ~

Namun saya yakin itu adalah bagian dari proses perjuangan orang lapangan, dalam hati, saya berusaha menguatkan “mungkin hari ini sedang diuji kekuatanmu”

By : Taufiq