Pada awalnya, sebelum masuk Infra Digital Nusantara saya memiliki usaha sendiri, yaitu online shop yang saya rintis sejak jaman saya kuliah di awal tahun 2015, dimana dari dulu saya suka sekali berjualan via online dan tidak hanya online shop saja usaha saya. Setelah lulus kuliah saya mencoba merambah di bidang jual beli saham di suatu badan sekuritas saham, modalnya pun hasil dari jualan online shop, lalu kakak ipar saya pernah berkata “kamu masih muda kamu butuh pengalaman lebih banyak, mumpung masih muda kamu cari pengalaman aja di IDN”. Lalu saya pun melamar kerja di sana sebagai onboarding, namun setelah interview dan proses rekrutmen dari manajemen IDN, saya ditempatkan di bagian Regional Sales Associate Jakarta-Depok.
Awalnya saya bingung karena tidak punya pengalaman berbicara di depan orang yang baru saya kenal, mempromosikan suatu produk dari IDN dan presentasi di depan orang banyak. Selama masa probation saya di gembleng langsung oleh teman se-tim saya, dari beliau saya belajar bagaimana tata cara berbicara dengan orang yang baru saya temui, bagaimana saya meyakinkan customer dan bagaimana caranya telemarketing. Di masa probation itu adalah masa dimana badan dan pikiran bekerja lebih keras di lapangan, namun sistem kerja di IDN berbeda dengan sistem perusahan lain dimana pada umumnya sistem kerja untuk sales dan marketing di perusahaan lain target perusahaan ditanggung sendiri atau per-individu, sedangkan di IDN sistem target perusahaan ditanggung bersama layaknya keluarga. Dari sini saya belajar lebih banyak tentang bagaimana menjualkan produk dengan baik dan benar.
Selama saya memegang Region Jakarta-Depok tidak banyak yang saya berikan ke IDN namun dari manajemen mempercayakan saya untuk memegang region Jawa Tengah dimana region Jawa Tengah tidak seperti region lainnya untuk memasuki pasar Digitalisasi Pendidikan. Tantangan yang saya hadapi selama di Jawa Tengah adalah terletak pada bagaimana saya mengedukasi atau memberikan awareness pada customer yang ada di jawa tengah. Berbagai cara telah dilakukan dan belum ada hasil. Saya mencoba menjalin kerjasama dengan pemerintah namun belum ada tindak lanjut. Lalu setelah 5 bulan saya pindah ke region Jawa Tengah, tepatnya di kota Semarang, saya berpikir bagaimana cara menghidupkan pasar digitalisasi pendidikan apalagi di tengah pandemi Covid19 ini. Akhirnya saya mengirimkan surat permohonan kerjasama ke berbagai lembaga pendidikan di Jawa Tengah dan mencari partnership untuk wilayah Jawa Tengah.
Memang berat mengedukasi masyarakat Jawa Tengah terkait digitalisasi pendidikan, namun hal ini membuat saya semakin tertantang untuk mengedukasi masyarakat Jawa Tengah. Dari IDN inilah saya belajar berbagai ilmu yang tidak bisa didapatkan di buku maupun di bangku perkuliahan. IDN membuat saya semakin berkembang lebih baik dari segi mindset dan dari segi kepribadian saya.
By : Desyntya