Sekolah New Normal?

PANDEMI, nampaknya issue tentang covid saat ini bukan hal yang ditakuti orang kebanyakan. Dengan dimulainya “New Normal” membuat semua kembali ke rutinitasnya, tapi lupa akan arti “New”. Tidaklah sama hal yang biasa kita kerjakan dan rutinitas di awal tahun 2020 dengan pertengahan tahun ini. Saat ini adalah membiasakan cara hidup baru dimana semua kaidah tentang pencegahan penularan covid masih dijalankan bersamaan dengan rutinitas tetap kita lakukan. Banyak perubahan yang seharusnya menjadi perhatian banyak orang, batas interaksi dan beberapa poin penting lainnya. Bagaimana dengan kamu yang sedang menjalankan new normal? Apakah benar menjalankan new normal, atau kembali normal? Berbagai lini kehidupan digoncang dengan pandemi ini, Bapak Presiden kita bahkan sempat marah saat sidang kabinet di istana negara kemarin (18/6). Karena kejadian luar biasa ini la kok masih diperlakukan layaknya hal yang biasa saja.

Bagaimana dengan pendidikan? Di siaran pers (15/6) kemarin Mas Menteri, Nadiem Anwar Makarim memaparkan mengenai Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19: Satuan Pendidikan di Zona Kuning, Oranye dan Merah Dilarang Melakukan Pembelajaran Tatap Muka. Beliau mengatakan, “prinsip dikeluarkannya kebijakan pendidikan di masa Pandemi Covid-19 adalah dengan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat”. Sudah dipikirkan sedemikian rupa loh sama pemerintah. Bagaimana dengan yang saat ini terjadi di lapangan? Masihkah ada sekolah yang buka di zona masih kuning, orange bahkan merah?. Sebenarnya ketakutan terbesar pemerintah dalam penyebaran covid ini bukan dari pasien positif saja, namun Orang Tanpa Gejala (OTG) yang kita tak tahu dan tidak terdeteksi tanda-tanda penyebarannya menjadi ancaman yang serius.

Saat pandemi ini bukan berarti kegiatan belajar mengajar juga berhenti. Pembelajaran jarak jauh wajib dilakukan, raport digital harus diimplementasikan, semua harus serba daring. Dengan masih membuka sekolah, antri pendaftaran baru, bahkan antri pembayaran daftar ulang tahun ajaran baru sangat mengkhawatirkan adanya perkumpulan banyak orang dalam lokasi yang sama. Pemerintah sudah mengarahkan pembelajaran harus online, pendaftaran peserta didik baru wajib online untuk menghindari adanya kerumunan. Lantas bagaimana jika ingin membayar biaya pendaftaran bahkan biaya daftar ulang? Mari kita gunakan teknologi semaksimal mungkin untuk mempermudah segala aktivitas guna meminimalisir penyebaran virus. Memaksimalkan penggunaan smartphone untuk hal penting guna menunjang pendidikan adalah cara terbaik yang bisa dilakukan saat ini. Mari sama-sama kita sudahi perang melawan corona.


By : Oky Tresia