Nostalgia : Suka Duka Kunjungan ke Sekolah
Suka duka kunjungan sekolah yang pernah saya alami selama kerja ada banyak, mulai dari tidak ditemukannya sekolah, keluar masuk gang kecil, di tolak sekolah, bahkan naik-turun gunung untuk menemukan sekolah tersebut.
Disini saya akan menceritakan suka duka kunjungan ke sekolah. Pada awalnya saya canvassing ke sekolah region Jakarta dan Depok dimana sekolah Jakarta-Depok akses jalannya mudah, namun masih ada beberapa sekolah yang saya kunjungi keluar masuk gang bahkan gang tersebut hanya bisa dilalui 1 arah saja. Setelah region Jakarta dan Depok selesai, saya beralih ke region Bogor, dimana daerah Bogor sangat luas dan setiap kecamatannya berisi puluhan sekolah. Pernah suatu ketika saya dan rekan kerja saya Kak Silvy, canvassing ke daerah kabupaten Bogor dan jalur yang kami lalui sangat sulit, keluar masuk gang dan naik-turun. Setiap kali kami melewati jalanan yang naik-turun, kami akan menyanyikan lagu ninja hatori, "mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudera bersama teman bertualang..."
Jika kalian generasi 90-an, pasti akan hafal dengan lagu ini. Kami melalui jalanan naik-turun tersebut dengan suasana gembira untuk mengurangi rasa panas akibat terik matahari. Selain suka duka karena akses jalan, kami juga sering mengalami suka duka ketika bertemu dengan staf sekolah. Kami sering bertemu dengan staff yang kolot atau sulit diberikan informasi baru untuk sekolahnya, lalu keadaan sekolah yang minim, bahkan banyak sekolah yang kosong/tutup permanen sehingga kami sedikit berkecil hati.
Tidak hanya itu saja, kadang cuacapun kurang mendukung. Jika dalam keadaan cuaca hujan, mau tidak mau kami harus memakai jas hujan untuk menerjang dan mengunjungi sekolah tersebut, meskipun hujan bisa membuat kami jatuh sakit.
Pernah suatu ketika saya ada janji bertemu dengan salah satu staf sekolah di daerah Tangerang dan janjiannya di jam 11 pagi. Saya berangkat jam 7 pagi dari Depok. Perjalanan yang saya tempuh dengan naik motor kurang lebih jaraknya 40 km lebih dan itu saya naik motor sendiri. Awalnya dari Depok cuacanya cerah, namun sekitar daerah Bintaro tiba-tiba hujan deras. Saya coba untuk memakai jas hujan namun terkadang jalan yang saya lalui tergenang air dan banyak mobil lewat yang membuat cipratan air menuju ke arah saya, sedang saat itu saya hanya memakai jas hujan jaket panjang bukan yang 1 set, sehingga baju bagian bawah dan sepatu saya basah. Jadi tidak memungkinkan saya untuk bertemu dengan staf sekolah dalam keadaan seperti itu. Akhirnya saya mencoba menghubungi staf sekolah untuk meminta maaf mengenai keadaan cuaca yang tidak bisa diperkirakan ini. Alhamdulillah-nya beliau memahami keadaan saya. Setelah itu saya kembali ke kost untuk ganti baju dan kembali ke kantor.
Pernah suatu ketika saya sedang perjalanan dari sekolah kota Bogor ke salah satu sekolah di kabupaten Bogor. Untuk ke daerah tersebut saya menggunakan google maps via handphone yang saya tempelkan di speedometer motor. Di perjalanan saya mencoba menambah kecepatan, agar tepat waktu ke sekolah tersebut. Namun tiba-tiba lem dari perekat handphone saya terlepas dan handphone saya terbang, apesnya dari arah belakang ada truk tronton yang melindas handphone saya tersebut. Saya melihat handphone saya dengan sedih dan bingung, dimana saya bukan warga asli daerah Bogor dan tidak tahu jalan. Saya mencoba mengambil handphone tersebut namun saya takut dengan banyaknya mobil dan truk yang lewat. Saya mencoba meminta tolong ke orang, namun jarang sekali orang berlalu lalang dan alhamdulillah ada bapak-bapak yang menyeberang jalan membantu saya mengambil handphone saya tersebut.
Sepanjang perjalanan ke sekolah kedua saya emosi, sedih dan bingung karena handphone saya terlindas truk, namun saya tetap harus menampilkan wajah senyum di depan staf sekolah. Sekian cerita suka duka kunjungan ke sekolah saya.
Sepanjang perjalanan ke sekolah kedua saya emosi, sedih dan bingung karena handphone saya terlindas truk, namun saya tetap harus menampilkan wajah senyum di depan staf sekolah
By : Desyntya