Pertama kali aku memutuskan untuk resign dari perusahaan lama, sebenarnya ngga ada jawaban yang paling jujur selain adalah untuk mencari teman hidup alias finding mate. Yap! Ngga ada ragu sama sekali untuk mengungkapkannya! Itu memang tujuan awalku dulu, ketemu orang baru dan nyari teman hidup. Bukan apa-apa sih, tapi jika aku harus menetap di perusahaan ku yang lama, it’ll be a big deal for me, karena perusahaan lama ku itu perusahaan keluarga batak. Jadi tidak memungkinkan untuk ku mencari mate di sana, all of them is non-muslim dan aku tidak berkesempatan banyak untuk bertemu dengan orang baru. Flat gitu saja setiap harinya di kubikel.
Selain karena perkara ‘mate’ di atas, bekerja di tempat lama juga menempatkanku pada perangkap zona nyaman. Aku kurang berusaha keras, karena tidak ada goal yang perlu ku capai. Cukup kerjakan semua tugas dan aku akan mendapatkan gaji, easy. Tapi bukan itu yang aku butuhkan. Yang namanya hidup ya, ada kalanya di atas, ada kalanya di bawah. Aku tidak ingin stuck di satu titik saja, aku ingin menjalani hari yang dimana bisa membuatku merasa lelah karena telah berjuang, bukan merasa bugar karena mudah.
Sebenarnya bisa dibilang sales and marketing itu bukan aku banget. Benar sih aku memang pandai ngomong (opini teman-temanku dulu), tapi itu dalam kegiatan formal atau dalam menyampaikan materi tentang kesekretariatan, sebagaimana tugas ku yang selalu jatuh pada bagian sekretaris tiap gabung organisasi. Tapi kembali lagi, ku pikir sales and marketing adalah pintu utama untuk bertemu dengan banyak orang. Who knows, selain bertemu dengan partner kerja dan client, aku juga bisa bertemu dengan partner hidup wkwkwk.
Sampai pada akhirnya ketika sudah bekerja di InfraDigital Nusantara (IDN), aku kembali menemukan diriku yang dulu. Dulu aku sempat mengajar kurang lebih setahun di Pare, setelah lulus kuliah. Hal tersebut membuatku hampir tiap 2 minggu sekali bertemu dengan member baru yang notabene watak dan sikap mereka berbeda, tentu saja karena di Pare memang kehidupanya sangat multicultural, datang dari seluruh penjuru desa di Indonesia. Bahkan pernah sekali aku mendapat member dari Afrika yang tengah menempuh S2 di kampus swasta di Malang. Bertemu mereka membuatku selalu merasa on fire. Tiap malam setelah kelas asrama, waktu ku habis untuk memikirkan bagaimana caranya agar kelas yang akan ku bawakan besok menyenangkan dan bagaimana caranya supaya kelas ku menjadi kelas yang unforgettable.
Nah, perasaan yang seperti itu bisa ku dapatkan lagi di IDN, energiku kembali hadir. Semangat ketemu orang baru, semangat ngobrol dengan para client, semangat belajar hal baru dan semangat semangat yang lain. Apalagi ini juga berkaitan dengan pendidikan yang memang bidangku ketika kuliah dulu. Banyak dengar cerita dari mereka, banyak memberiku insight baru mengenai pendidikan di Indonesia, khususnya Jawa Timur, penempatanku. Kadang cerita mereka bisa buat aku trenyuh saking terharunya, kadang juga bisa buat aku males saking kesalnya. Aku benar-benar merasa hidup, karena aku bisa kembali menghadirkan semua emosi. Jatuh-bangun, sedih-senang, capek-semangat, beberapa hal yang kadang tidak bisa aku dapatkan dari tempat kerjaku dulu. Inilah alasan keduaku untuk memilih berada disini.
Terimakasih IDN, meskipun jodoh belum aku dapatkan, tapi aku merasa hidup. Hahaha~
By : Muti