Atmosfir Kantorku New Normal?
Baru saja Susana New Normal berjalan sebentar saja, ada kabar mengagetkan dari salah satu keluarga teman kami yang ada indikasi terpapar virus Covid19. Suasana keakraban yang baru saja kami nikmati setelah berbulan bulan Work From Home hilang seketika karena kecemasan terhadap virus ini. Dengan ada kejadian itu, semua orang di kantor kami harus menjalani tes awal pendeteksi yaitu Rapid Test untuk memastikan kita semua baik baik saja, kantor pun ditutup lagi seketika sampai saat ini.
Setelah semua menjalani Rapid Test ini, hanya ada 2 teman kami yang hasilnya terdeteksi, tapi itu bukan hasil dari semuanya, masih ada tes selanjutnya yaitu Swab Test. Alhamdulillah puji Tuhan setelah 2 teman kami menerima hasil tes kedua dan dinyatakan sehat dari virus ini yang artinya kami semua baik baik saja. Dari kejadian ini ada pelajaran yang dapat kita ambil, yaitu mengatasi kecemasaan atas virus ini tidak perlu panik, karena hasil Rapid Test itu bukanlah akhir dari segalanya, tapi masih ada tes-tes selanjutnya untuk memastikan bahwa orang itu positif terpapar virus Covid19.
Kejadian tersebut mungkin dapat menggambarkan bagaimana Covid19 dapat mempengaruhi kesehatan mental individu di masa-masa pandemi ini. Walau pada prinsipnya virus ini dapat berhenti dengan sendirinya kala imunitas atau antibody individu kuat sehingga dapat menangkal virus mematikan ini.
Kita menyadari betul bahwa kondisi yang dihadapi saat ini sangatlah mencekam, kita dipaksa untuk menghindari kontak dengan lainnya, menaruh curiga dengan orang-orang di sekitar kita sebagai pembawa virus. Dengan kondisi cuaca yang seperti ini membuat semua orang menjadi wajar ketika mengalami batuk-batuk atau tiba-tiba demam, namun dengan adanya virus Covid19 membuat gejala-gejala tersebut tiba-tiba menjadi menakutkan. Kita yang dulunya saat terkena flu di musim seperti ini hanya minum tolak angin, tidur yang cukup dan minum air panas menjadi obat yang mujarab. Kali ini, tidak. Setiap hari mengukur suhu tubuh, mencuci tangan berkali-kali bahkan mencuci tangan setelah menyentuh benda apapun, tanpa kita sadari kita menjadi paranoid dengan penularan wabah Covid19.
Kita tidak berani untuk keluar kemana pun, kita takut bertemu dengan orang lainnya. Sebagai karyawan tugas keluar daerah, saya mulai memikirkan keluarga yang ada di rumah, khawatir dikarenakan ada ketakutan terpapar virus dan akan berakhir di luar kota yang jauh dari rumah. Yang membuat beban psikologis lebih parah ketika memikirkan keluarga yang juga panik di rumah. Menghadapi pandemi Covid19 memanglah menakutkan. Selain karena masa inkubasi yang cukup lama, disertai dengan gejala-gejala yang identik dengan penyakit flu biasa, membuat virus ini sulit untuk dideteksi secara manual, satu-satunya yang membuat kita yakin adalah ketika gejala tersebut disertai demam tinggi dan sesak nafas atau ketika kita mendapatkan hasil uji lab yang menyatakan positif Covid19.
Iklan dimana mana mengenai himbauan untuk peningkatan perilaku bersih, pemeriksaan suhu tubuh dengan termometer, masker, dan sabun pencuci tangan, serta harusnya ada jurnal kondisi suhu tubuh setiap karyawan yang harusnya dilaporkan ke pihak manajemen kantor.
Saya berharap manajemen kantor membentuk sebuah tim terkait hal ini agar kita tidak lengah meskipun semuanya sekarang sehat semua.
Terimakasih.
By : Away